Share

Masa Depan Penuh Spekulasi

Shana masih belum mengerti arti ucapan Siwi dan Indira. Dengan mulut maju dan memberengut, Shana menuntut penjelasan.

“Indira ternyata mulai merasakan hal yang istimewa untuk Alden,” ucap Siwi dengan singkat.

Shana terbeliak dan menatap Indira yang menutup kedua wajah dengan kedua tangannya.

“Beneran?” tanya Shana dengan ekspresi tidak percaya, tapi gembira.

“A-aku be-belum tahu pasti. Hanya satu hal yang aku tahu pasti, rasa ketergantungan pada kehadirannya makin besar. Aku malu dan merasa nggak pantas,” sahut Indira akhirnya. Wanita itu mengucapkan dengan terbata-bata dan sungkan.

“Kok gitu, Ndi? kenapa harus malu dna nggak pantas? Itu perasaan yang wajar kok!” tukas Shana mendukung penuh.

“Ka-karena semua yang ada saat ini tidak memungkinkan aku buat jadi janda yang memiliki hubungan baru. Suamiku baru aja mati!” jawab Indira dengan lemah.

Shana mulai paham dan menghela na

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status