Share

Bab 23

"Mas, bukannya kamu semalam pulang ke rumah eyang, kok tadi pagi udah di sini?" tanya Zia pada Azka yang kini tengah menyeruput kopi.

Azka meletakkan cangkir kopinya ke meja, lalu menatap Zia. "Tengah malam saya ke sini lagi."

Zia mengangguk. Sebenarnya ingin bertanya lagi, tapi takut Azka jadi tidak nyaman.

Bangkit dari duduknya, Azka mendekat ke arah Zia, kemudian menyodorkan sebuah kartu kredit, dan kartu debit. "Untuk kamu."

"Buat apa, Mas? Aku udah punya kok." Zia tak lantas menerima kartu kredit itu, karena menurutnya tidak perlu.

"Sebagai suami, sudah seharusnya saya memberi nafkah bukan? Maka uang belanja kamu ada di sini. Terimalah," ucap Azka.

Tidak mau berdebat, akhirnya Zia menerima dua kartu itu. Mau digunakan atau tidak, yang penting ia sudah menerimanya. Zia hanya ingin menghargai Azka saja.

"Baiklah, terima kasih, Mas," ujar Zia seraya tersenyum.

"Saya akan ke kantor. Kalau kamu bosan di sini, kamu bisa jalan-jalan. Mau saya sewakan tour guide?" tawar Azka.

Zi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dian Ibrahim
kasihan nya Zia... kapan dia bahagia nya ya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status