Share

Kekalutan Aryadi

Kota Berlin hari itu membeku. Suhu dingin bulan Nopember membuat Aryadi harus mengenakan berlapis-lapis pakaian ketika keluar dari hotel tempatnya menginap untuk menuju ke tempat meeting.

Hanya tinggal selangkah lagi dengan sejumlah penandatanganan berkas-berkas, maka ia bisa mulai pembangunan cabang perusahaannya di sini. Ini salah satu langkah besar untuk perkembangan bisnisnya.

Aryadi baru melepaskan mantel dan hendak menaruhnya di ruang yang disediakan ketika ia ponselnya berdering. Ada panggilan masuk dari salah satu anak buah kepercayaannya. Aryadi memutuskan untuk mengangkat telepon itu karena ia tahu bawahannya tidak akan menghubungi jika tidak ada masalah mendesak.

"Ya, Arman?" tanya Aryadi tanpa basa-basi.

"Pak Arya." Suara gugup Arman terdengar tidak seperti biasa. Pria itu selalu berbicara dengan tegas dan to the point, yang merupakan salah satu hal yang disukai Aryadi dari cara kerjanya.

Aryadi mengerutkan kening mendengarkan kata

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status