Share

Saling Membuka Diri

Alvian terlihat sangat lemah. Bicaranya terdengar lirih hampir tak terdengar. Kudekati dengan membuka hati seluasnya untuk kesembuhan ayah dari anakku. Entah mengapa hatiku lemah melihat kondisinya saat ini. Dengan ditemani Roy aku mendekati bankar yang terdapat alat di atasnya dengan bunyi detak jantung.

“Tuan, sudah sadar?” tanyaku menatap wajah pucatnya.

Alvian mengangguk lemah, dengan isyarat tangan dia menyuruhku untuk duduk di kursi yang ada di dekat brankar. Aku menuruti permintaan Bos perkebunan ini. Meski banyak pertanyaan yang berkelebat di benakku kutahan sekuat mungkin demi menjaga ketenangan ruangan.

Roy memberiku isyarat untuk lebih mendekat, karena suara Alvian sangat lemah.

“Ri, maafkan aku. Belum bisa menemukan anak kita,” kata Alvian lemah menatap sayu.

“Tidak masalah, Tuan. Kita cari lagi kalau Tuan sudah sehat.” Aku terdiam, tidak kuasa melihatnya terbujur lemah, “Tuan Alvian sakit apa sebenarnya?” tanyaku akhirnya tidak tahan.

“Aku sudah sekarat. Di sisa hidupku i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status