Share

36. Peneror itu

Selama jam mata kuliah aku benar-benar deg-degan. Takut ketahuan jika Serafin adalah murid gelap. Untung saja tidak ada yang sadar jika dia bukanlah mahasiswa disini. 

Kesadaran mereka malah tersedot pada ketampanan Serafin. Banyak dari mereka yang bertanya-tanya. Kenapa baru melihat mahasiswa setampan ini sekarang. 

Bahkan ada yang menghampiri kami. Dia mengamati Serafin dengan seksama. Lalu kemudian mengambil kursi di depan kami dan menyeretnya ke depan meja kami berdua. 

"Kok baru lihat kamu di kelas ini?" tanyanya dengan penasaran. "Pasti sering titip absen ya," katanya lagi ramah. 

"Iya kak. Sering titip absen," kata Serafin polos. Dia benar-benar seperti maba (mahasiswa baru) yang sedang didekati oleh senior. Sopan dan terlihat berakhlak mulia.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status