Share

Part 18. Rasa Sakit

Untuk beberapa waktu, baik Pijar dan Bagas hanya bisa saling tatap. Pijar terkejut tentu saja. Namun, dia bisa menguasai hatinya. Ekspresinya tercetak dingin dan formal. Elang menatap dua orang itu bergantian sebelum berdehem keras.

“Kalau kalian membutuhkan waktu untuk bernostalgia, maka lakukan nanti di luar jam kerja.” Suara Elang yang dingin itu membuat suasana di tempat itu terasa canggung luar biasa.

Elang adalah jenis laki-laki yang tidak suka berpura-pura apalagi menyembunyikan ketidaksenangannya terhadap sesuatu. Oleh karena itu, dia akan langsung mengatakan apa pun yang mengganjal di dalam kepalanya.

“Saya minta maaf, Pak.” Bagas buru-buru bersuara. “Bapak ingin melihat-lihat lebih detail lagi?” tanya Bagas meskipun fokusnya terbagi dengan menatap Pijar.

“Tentu saja. Saya ingin proyek ini berjalan dengan baik dan tidak ada yang mengecewakan.”

“Pasti, Pak.”

Mereka lagi-lagi berjalan mengelilingi tempat tersebut untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan. Pijar fokus pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Oppo A712018
tarik napas,ceritanya selalu bikin emosi di aduk2....gregeeet
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status