Share

Part 22. Terpojok

“Pijar Kemuning!”

Panggilan setengah bentakan itu membuat lamunan Pijar tercecer. Ingatan malam itu yang baru saja terlukis di pikirannya kini hancur berantakan. Elang berdiri di depan mejanya dengan mata menatap tajam. Pijar tergagap salah tingkah. Dia segera berdiri dan meminta maaf.

“Maaf, Pak.” Pijar menunduk dalam tahu kalau dia bersalah. “Apa Bapak membutuhkan sesuatu?”

Elang melepaskan napasnya panjang. “Kamu tidak dihubungi oleh Pak Gema?” tanyanya setelah itu.

“Tidak, Pak. Apa ada sesuatu?” Pijar tidak mengerti kenapa Gema harus menghubunginya, tetapi pertanyaan Elang itu tentu saja membuat Pijar merasa penasaran.

“Kamu diundang datang ke rumah beliau malam ini. Jadi, pastikan kamu tidak menerima ‘tamu’ dan penuhi undangan tersebut.”

Setelah mengatakan itu, Elang segera masuk ke dalam ruangannya. Kini giliran Pijar yang menarik napasnya panjang. Elang akan selalu menyelipkan kata-kata tajam yang menjurus hinaan untuknya. Terlebih lagi setelah semalam mereka sempat berde
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status