Share

Part 57. Cinta Bercabang

“Aku nggak main-main, Pijar. Aku nggak pernah main-main,” bisik Elang masih dengan memeluk tubuh Pijar dari belakang. Menumpukan dagunya di pundak Pijar tak peduli jika tubuh Pijar sudah seperti sebuah patung hidup.

Elang menggenggam tangan Pijar yang semakin dingin, merasakan betapa Pijar sangat tidak nyaman dengan keberadaannya. Elang membalik tubuh Pijar agar dia bisa menatap perempuan itu. Wajah Pijar pucat pasi seolah tidak ada darah yang mengalir di sana. Namun, lelaki itu tidak menghiraukan.

Elang justru menarik Pijar untuk duduk di kursi meeting. Memberikan minum kepada perempuan itu meskipun penolakan yang didapatkan.

“Tolong, Lang, tolong jangan siksa aku dengan semua ini.” Pijar benar-benar memohon. “Aku udah mengaku kalah dan aku udah nggak sanggup menampung rasa sakit dan takut ini terus menerus.”

Pijar meremas dadanya dengan kuat menahan buncahan rasa sesak yang terasa menyakitkan. Elang yang sama sekali tidak peduli itu, kini meremas tangan Pijar dengan kuat.

“Liha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Indarini Rini
kenapa jadi kek gini,pusing kan jar.........
goodnovel comment avatar
Loyce
Hahahahha, Bentar lagi. Pasti kebuka kok.
goodnovel comment avatar
Oppo A712018
hadeh pusing aku thor,kapan terbukanya nih simpul,semangaat......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status