Share

Hidup Kita

"Ini ...." Bisa kulihat lebarnya tatapan Sara saat menginjak halaman di depan rumah kayu tempat aku menghentikan laju motor. Dia melepaskan helm dan menyerahkannya padaku. "Rumah siapa, Sa?"

"Rumah Ambu. Enggak besar, tapi punya banyak kenangan." Jenis rumah panggung dua lantai yang baru dipelitur.

Setelah menurunkan penyangga motor dan meletakkan helm, kutuntun jemari Sara masuk dalam genggamanku. Dasi kupu-kupu yang terasa memasung kebebasan di leherku melonggar, hampir lepas setelah kancing teratasnya kuloloskan dari lubang kemeja. Aku membawa Sara meniti tangga menuju beranda rumah.

Aku sempat berpikir mengenai anak-anak yang berlarian dari beranda ke koridor dalam. Mungkin menjelajahi jalan setapak di sekeliling rumah kalau hutan bambu dipangkas sebagian.

Setelah membuka pintu masuk utama, langkah kami mengisi keheningan dalam ruangan. Kuturunkan semua penutup furnitur dan menyadari tampakn

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
At Taqwa
jangan lari kalau mau menyelesaikan masalah Aksa,,, ngomong apa adanya aja,, dengerin aja dulu... kan gak semua harus selalu berakhir seperti yg kamu inginkan,, ya gitu namanya komunikasi,, marah boleh ninggalin jgn , bicara dari hati ke hati, mencoba mendgrkn n menerima satu sama lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status