Share

269. Tanpa Maaf

Suara detik jam terasa sangat menyesakkan dada Emma saat ini, beberapa kali Emma mengetuk-ngetukkan ujung sendiknya ke piring kecil tatakan cangkir tehnya untuk membunuh waktu yang saat ini terasa sangat mencekik dan melelahkan.

Sesekali Emma menoleh ke arah Pamungkas yang duduk di hadapannya namun melihat ke arah lain, seolah enggan melihat wajahnya. Emma memejamkan matanya dan mengingat apa yang baru saja terjadi lima menit yang lalu.

Dirinya hampir saja membenturkan kepalanya ke meja karena merasa berada di alam mimpi karena melihat Pamungkas bersimpuh di kakinya dan memohon ampun lalu yang paling membuat Emma tak habis pikir, lelaki dengan ego setinggi Pamungkas mau melakukan hal seperti tadi di tempat umum dan hampir membuat sedikit kegaduhan. Untung saja cafe itu sepi tapi, karena takut membuat kegaduhan akhirnya Emma meminta untuk pindah ke tempat yang lebih privat dan untungnya cafe tersebut memiliki ruangan privat yang bisa di pakai.

"Emma," panggil Pamungkas memecahkan keheni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Muti
Luka yg kau buat terlalu dalam haii andaaa Pamungkas
goodnovel comment avatar
Tuti Amaliyah
Luka yg di torehkan Pamungkas ke Emma & Kaluna selama belasan tahun loh,trus dengan mudah nya Pamungkas dtg mau lgsng dpt ma'af,situ waras????
goodnovel comment avatar
Rudyanto Tjandra
ya mang perbuatan pamungkas keterlaluan sekali anak sendiri mau digagahi.... ya penyesalan hanya berlindung di mabuk... itulah fitnah mang lebih kejam dari pembunuhan...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status