Share

Bab 49

Kupandangi wajah Zia yang masih pucat. Luka di kepalanya kini sudah diperban, matanya masih tertutup membuatku masih dilanda gelisah.

"Maaf Zia, aku lalai menjagamu, tolong bangunlah!" Sesalku sambil terus menggenggam tangannya.

*****

PoV. Rangga

Papa menatapku dengan raut wajah kesal, begitu ia tiba di klinik ini, Aku tak berani membantahnya karena ini juga kesalahanku.

"Harusnya kau tinggalkan sebentar pekerjaanmu, lihat akibat dari kelalaianmu ini," gerutu papa saat aku meneleponnya, memberi tahu kabar buruk ini.

"Jika memang kau tidak punya waktu, tidak usah mengajaknya pergi jauh." Sambung papa lagi.

Aku hanya bisa diam, tak satu pun kalimat pembelaan keluar dari mulutku.

Aku membiarkan papa mengeluarkan segala kemarahannya, dengan begitu ia akan lega. Jika tidak, Papa akan melampiaskan kekesalannya pada orang lain. Aku tak mau itu terjadi. Aku memberitahu papa dan Mbak Soraya, mengenai hal buruk yang menimpa Zia di villa, setengah jam setelah Zia dibawa ke klinik ini. Du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status