Share

Bab 14 - Simalakama

Sekuat-kuatnya wanita, maka akan luruh juga jika orang yang dicintai berkhianat. Ara memanglah wanita yang tangguh, tapi sisi lain, sebagai wanita hatinya lembut, kelebihannya adalah pandai menutup kesedihan dengan tawa. Sampai mertuanya saja tak curiga.

"Ya, semoaga saja, Mas." lirih Ara pedih.

Malam itu semuanya tertawa, seakan tak ada permasalaan. Elma merasakan atmosfir yang berbeda jika Fathur ada ditengah-tengah mereka.

---

Tengah malam, Ara kembali terbangun. Dia mengambil wudhu dan shalat tahajud. Diliriknya, Ehan yang tertidur pulas, sampai dengkurannya terdengar. Ara berusaha untuk khusyuk agar hatinya tenang, raka'at pertama dia masih bisa menahan bening mata yang seakan ingin jatuh, sampai pada rakaat terakhir bulir bening itu menetes.

Dalam sujudnya, Ara menangis tanpa suara. Mengadu pada sang pemilik cinta, memohon rumah tangganya diberkahi dan kembali utuh.

Setelah shalat, Ara melirik kembali suaminya, ada rasa ingin membangunkan seperti hari-hari yang lalu, mengaji
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status