Share

Hampir Terjerat

“Di sini memang hanya ada kita berdua, tapi di luar ada banyak orang,” ucap Damar apa adanya.

“Ha ha, artinya kau juga ingin. Ya terserahlah, akhirnya aku tahu isi hatimu. Jangan sentuh aku, keluar sana!” Weni menepis tangan Damar.

Babu itu lekas undur diri. Ia pasrah andai selir licik melaporkan dirinya pada Demang.

“Nanti aku akan buat kau tak bisa menolak lagi walau ada demang di hadapan kita. Rasanya aku jadi semakin gatal saja beberapa hari ini. Tapi, tèrserah, asalkan aku bahagia seperti kata Lintang.” Gadis itu berbaring di ranjang yang telah dibersihkan para pelayan.

Rasa dingin terus menjalar di dalam tubuhnya. Weni butuh kehangatan, lalu ia pun tidur di kolong ranjang.

Ada ular kiriman lagi masuk ke dalam kamarnya. Namun, kali ini tidak ada adegan pembunuhan sesama jenis. Justru Weni bangun dan mengelus kepala ular berbisa yang dingin itu.

“Kau kenapa mau diberbudak manusia, harusnya kita yang membunuh mereka,” ujarnya sambil mengecup kepala ular itu. “Pergilah, cari t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status