Share

Mata Pembunuh

Mita membawa Nay berbaring di atas lantai kayu rumah mereka. Selanjutnya ia menyerahkan semuanya pada Agni.

Ia sendiri mempersiapkan air hangat, kain bersih, dan baju bayi yang anggap saja diperlukan. Untung saja semua benda itu disimpan dalam plastik bening dan tak basah dihantam air.

“Mah, tolongin, ini gimana?” Agni panik dibuatnya.

“Kalau kamu nggak tahu, apalagi Mama. Tapi dulu Mama nggak sampai dirobek gini perutnya.” Mita menelan ludah melihat jemari bayi dalam perut Nay keluar lebih cepat.

Hingga dua harimau betina itu tak tahu harus melakukan apa. Mita memegang handuk bersih dan Agni hanya diam saja. Ditolong juga terlambat, dibiarkan saja tidak mungkin.

Robekan di perut Nay semakin menjadi dan membesar. Darah yang mengalir tak lagi berwarna merah, melainkan campuran tujuh warna yang membuat keduanya keheranan.

“Ada, ya, darah kayak gini,” ucap Agni sambil menahan napas. Ia takut tergoda dengan darah segar.

“Mama dulu pernah jumpa sama yang warnanya hitam dan baunya k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status