Share

Musuh yang Sama

Nay terbangun ketika sinar matahari dari celah jendela menerpa kulitnya yang dingin. Perempuan ular itu menggeliat dan bangkit dengan rasa malas. Ia lirik jam dan ternyata hari sudah jam satu siang.

Lekas pemetik bunga itu mandi agar suhu tubuhnya tetap dingin seperti biasa. Sabun dan sampo layaknya manusia biasa tetap ia gunakan dengan aroma jeruk yang wanginya tahan lama ditambah bunga di kebun yang ia petik.

Berendam ular tujuh warna pelangi di dalam bak air selama beberapa menit. Nay keluar, mengeringkan tubuh dan rambut dan berjalan kembali ke kamar. Namun …

“Apa-apaan ini?” Ada banyak sekali ular hitam kecil-kecil di ruang tamu bahkan sampai ke kamar. “Tadi nggak ada. Siapa yang iseng? Nggak mungkin Candramaya.” Nay merasa ular tersebut kiriman dari seseorang yang memebencinya. Tapi siapa? Mengingat diri sendiri sudah lama tinggal di desa.

Refleks mulut Nay dipenuhi dengan bisa ularnya. Ia pun menyemburkan pada binatang melata yang terus berjalan ke arahnya. Sebagian langsun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status