Share

20. Kedok

Plakk, Plakkk

"Argh!!." 

Suara erangan dan cambukan terdengar bersahut-sahutan dalam ruang interogasi yang berada di bawah tanah, tempat berlapisi besi itu sudah menjadi saksi bisu akan banyaknya penyiksaan yang telah di lakukan disana, itulah sebabnya ruangan ini terkesan gelap dan suram.

Dua orang pria berpakaian serba hitam tengah terbelenggu dalam jeratan rantai dan borgol. Wajah mereka pucat, karena terus menerus memuntahkan darah akibat pukulan cambuk yang di terima.

"Baiklah Jika kalian masih bersikeras tak ingin mengatakannya, maka aku terpaksa untuk mengeluarkan alat lainnya." Mahavir menghampiri lemari kayu di sudut ruangan, dia mengeluarkan tongkat bergerigi tajam, kemudian memanaskannya ke perapian. "Tenang saja, aku hanya akan mencetakkan ini ke bagian-bagian yang tertutupi baju, agar para tetua tidak menyadarinya." Tukas Mahavir, Seringai bengis menghiasi wajahnya yang tampan, Membuat para penyusup itu meneguk ludah,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status