Share

25. Darurat

Pangeran Wirya menghabiskan sarapan di depannya dengan lahap, entah kenapa setelah kepindahan nya ke istana Arga, juga turut menjadikan nafsu makannya bertambah. Walau meja makan besar itu hanya terisi dengan dirinya dan sang guru. 

"Masakan di sini, luar biasa enak, apalagi dengan steak setengah matang ini, seakan meleleh di mulut saat di gigit." Ungkap si pangeran. 

Lalu sang pangeran, memindahkan beberapa makanan, menyusunnya ke atas nampan. "Mau anda apakan makanan itu pangeran?," Tukas Arga. 

Wirya menyengir, "Ingin di berikan kepada ibu." sahutnya, walau Wirya tahu bahwa para pelayan juga sudah memberikan putri Clamire makanan, namun tetap saja dia masih melakukannya, lantaran sudah menjadi kebiasaan untuk menyisihkan makanan kepada sang ibunda. "Wirya pergi dulu, terima kasih banyak sarapannya guru!." seru Wirya, seraya berlalu pergi menuju kamar Clamire. 

Melihat anak didiknya menjalani hidup dengan baik, membuat Arga turut sen

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status