Share

Rumah di Dalam Tebing

Tatapan Puti Bungo Satangkai pada pria berbadan besar dan berotot itu semakin tajam laksana mata pedang yang terasah dengan sempurna. Tapi pria tersebut menanggapi tatapannya dengan tawa halus.

“Sudah kukatakan, bukan?” ujar Antaguna. “Aku tidak ingin melihatmu mati kehausan.”

Antaguna membuang daun talas begitu saja setelah air di dalamnya habis. Ia duduk begitu saja di tanah, menghadap ke arah sungai dengan dua lutut bertekuk ke atas. Untuk sesaat, ia memejamkan matanya demi meresapi embusan angin yang sepoi-sepoi.

“Ke arah hilir sungai ini,” ia membuka matanya, melirik pada Bungo, lalu memandang ke arah kiri, arah hilir sungai. “Ada sebuah kawasan yang berdekatan dengan pantai. Cukup tersembunyi.”

Antaguna kembali memandang pada gadis di atas gundukan tanah, ia tersenyum lagi, dan menggeleng-gelengkan kepalanya lagi.

“Sungguh,” ujarnya. “Jika menurutkan keinginanku, aku akan memperkosamu di sini, saat ini, sekarang juga.”

Bungo menyipitkan pandangannya, laksana sepasang pedang kemb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status