Share

Turun Tangan

Teph—teph!

Dua cakar berbalut bunga api tertahan oleh dua tangan yang menyilang di depan dada. Andai sang Datuk Hulubalang tidak dapat melakukan itu, sudah dapat dipastikan dadanya akan terkena serangan langsung, dan itu pasti lebih fatal.

Pria paruh baya menyeringai. Lalu…

Dhumm!

Hanya saja, hal yang dilakukan oleh sang Datuk Hulubalang tidaklah cukup, itu tidak menahan ledakan tenaga dalam sang penyerang yang akhirnya menghempaskan sang datuk ke tanah, terguling-guling sampai beberapa langkah ke belakang.

Ia melentingkan tubuhnya sedemikian rupa, berputar dua kali, dan kembali menjejak tanah. Akan tetapi itu hanya sampai sedetik saja sebelum akhirnya ia kembali harus berlutut, wajah memerah, dua tangan terasa kebas, lalu tersedak, dan muntah darah.

“Terlalu cepat bagimu untuk bisa menahan seranganku!” kekeh si pria paruh baya.

‘Tidak, itu tidak benar!’ ujar Bungo di dalam hatinya. Bagaimanapun, ia dapat meliat bahwa sesungguhnya sang Datuk Hulubalang dapat menahan serangan itu seand
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status