Share

Dia Masih Gadis

“Saya ingin tidur. Tapi, dia tidak."

Kembali, Rendi mengecup leher Naya. Tapi, kali ini dengan sedikit menggebu.

Hingga Naya terpaksa menarik napas dalam-dalam.

"Maafkan saya yang telah mengusik dan mengganggu."

Rendi menggeram. Ada desakan tak tertahankan yang menyerbu pertahanannya. Dan sekarang Rendi berada di tepi jurang kewarasannya. Lupa Naya belum tentu saja sanggup menerimanya kembali.

“Bapak seharusnya membangunkanku.”

Mata Rendi mengerjap. Sedikit menarik diri, ia menciptakan sedikit jarak yang ia

butuhkan demi bisa menatap Naya. Satu senyuman muncul di wajahnya.

“Itu yang sedang saya lakukan,” lirih Rendi dengan suara berat. “Membangunkanmu.”

Tangan Rendi bergerak. Memberikan sentuhan sekilas di sepanjang tangan Naya sebelum mendarat di salah satu bola kenyal wanita itu.

“Dan sekarang ...”

Rendi memberikan satu remasan disana. Sungguh perlakuan yang membuat

Naya menggigit bibir bawahnya.

Membiarkan Rendi menindih tubuhnya. Ia menahan Naya. Tak membiarkan Naya untuk bergerak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status