Share

Bab 193: Disayangi Tanpa Pamrih

“Toko roti?” Livy tercenung, netra coklatnya menatap lekat-lekat senyum manis nan lembut sang suami. “Aku mau, malah itu mimpiku memiliki toko roti besar bukan … aku ingin menjalani pekerjaan sesuai hobiku,” harapnya.

El menaikan sebelah alis. “Lalu?” Ia menjulurkan tangan, meraih bahu Livy dan membawanya dalam pelukan hangat, El berujar, “Mimpimu masih bisa jadi nyata Mi Amor. Aku ingin istriku bahagia.”

Livy menjauhkan kepala, ia mendongak, menyelami kedua iris biru safir. Kening wanita ini tampak mengerut dalam, ia berpikir keras lalu pandangannya teralih pada undakan tangga yang mengarah ke lantai dua.

“Tapi … aku tidak memiliki waktu Kak. Al dan Gal bagaimana? Belum lagi, aku harus mengurus FG,” adu Livy melepas keganjalan dalam hati.

Telapak tangan lebar El mengusap sepanjang tulang punggung, lantas melabuhkan kecupan basah di dahi. Lelaki ini menangkup pipi Livy, kemudian El mengedikkan dagu pada jam digital.

“Ada 24 jam dalam sehari. Kamu hanya perlu sesekali mengawasi, jadi ma
NACL

Ternyata datangnya Alonso bisa jadi penolong El ya (☉。☉)!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ayu
kenapa alonso sll datang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status