Share

Dihadang

Kejab selanjutnya, yang mereka lihat adalah bulu mata putih terlihat dari balik topeng. Serta wajah berkerut halus.

"Kakek?"

"Kakek guru?"

Mendengar suara bergumam serentak dari bagas dan Marta, sosok serba putih itu hanya tersenyum sambil mendekati keduanya. Kedua tangan tua itu terulur, merangkul pundak cucu dan muridnya dengan memasang wajah kesal, sekaligus prihatin.

"Kakek, maafkan kami," Lirih Marta harus malu, karena telah lama ia menerima pelajaran dari kakek tercinta, tetapi baru begitu saja sudah tak sanggup menghadapi.

"Iya, guru. Saya juga minta maaf." Bagas menambahkan. Wajah mereka kini sama-sama memerah, menunduk dengan kedua tangan menyatu di depan dada.

"Aku heran pada kalian berdua. Bagaimana bisa, tak menyadari ada orang asing di sekitar kalian, hm?" Kakek kini yang bergumam. Sementara yang ditanya hanya tersenyum nyengir, merasa yang ditanyakan Kakek ada benarnya.

"Entahlah, guru. Kami semalam benar-benar tak merasakan ada orang lain di sana," Jawab Bagas tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status