Share

SA - Bab 20

"Aku rasa kamu enggak perlu pindah lagi, deh."

Pada Rahisa yang bicara aku memberi tatapan putus asa. Saat ini kami ada di ruang tamu rumahku. Rahisa datang satu jam lalu. Perempuan itu sudah membantu membereskan pekerjaan rumah dan memasak sejak tadi.

Niat untuk pindah itu terpikirkan kemarin malam. Setelah puas menangis karena mengingat Ayah, aku mengira harus pindah lagi.

Ibu sudah tahu tempat ini. Gatan juga. Bukan enggak mungkin Inara juga akan segera datang. Bisa bahaya kalau sampai Inara tahu aku hamil. Dia pasti mendesak untuk diberitahu siapa ayah bayiku.

Lain denganku yang berpendapat pindah adalah jalan baik, Rahisa malah menentang.

"Sampai kapan kamu mau menghindar? Selama Ibu sama Gatan menyimpan ini, Inara pasti enggak akan tahu soal kehamilan kamu."

Wajahku tertekuk sewaktu berbalas tatap dengan Rahisa. "Seenggaknya, kalau aku pindah, mereka enggak akan datang. Aku capek diganggu. Aku rasa butuh tenang dan fokus sama si Bayi sampai dia lahir."

Bagaimana kalau Ibu memaks
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status