Share

Bab 41. Selamat Tinggal, Edwin

Edwan terdiam di atas ranjang rumah sakit sembari menikmati suara jarum jam. Di gelapnya malam, tepat pukul 12 malam dirinya masih belum menutup mata. Bahkan kantuk juga tidak ia rasakan.

Edwan menoleh ke arah sofa. Di mana Diana sudah tertidur nyenyak dengan posisi meringkuk serta selimut yang menutupi tubuhnya. Ingin rasanya Edwan terbangun dari ranjang dan tidur dengan memeluk Diana. Namun tubuhnya masih terasa lemas.

Helaan nafas terdengar dari bibir Edwan. Ia ingin tertidur. Namun ada rasa takut dalam hatinya. Takut apabila dirinya menutup mata dan membiarkan dirinya lengah satu detik saja, Edwin akan mengambil alih. Dilihat dari sudut manapun, tubuh ini adalah milik Edwin. Jika Edwan tidak cukup kuat, dirinya tidak akan bisa menekan Edwin.

Edwan harus benar-benar memusnahkan Edwin.

Perlahan Edwan menutup matanya. Berusaha jatuh dalam ruangan yang menjadi asal mulanya. Edwan yakin, Edwin masih terjebak di sana. Dan yang dirinya harus lakukan adalah memusnahkan jiwa tersesat i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status