Share

Es Pinggir Jalan

Aku menganggu, tapi kemudian kulanjutkan kata-kataku.

“Tapi ... aku nggak tega lihat kamu banting tulang siang dan malam, Mas,” ucapku dengan suara serak.

“Kamu tahu, balasan atas apa yang Mas lakukan ini untuk keluarga?”

Aku menggeleng lemah.

“Ada pahala Maha Dahsyat yang Allah berikan untuk Mas dari atas sana.” Dia menunjuk langit.

Aku menunduk.

Dia menegakkan wajahku dengan telunjuk. “Jangan nangis. Kamu itu semangat Mas dalam mengais rezeki. Setelah menikah denganmu, Allah memberikan rezeki lebih untuk Mas.”

Entah ingin tertawa atau menangis. Karena bibirku berusaha menunjukkan tawa, sementara mata terus saja dilanda gerimis. “Aku enggak tega liat Mas disuruh ini itu sama orang lain,” ucapku tertahan.

“Enggak apa-apa. Itu cara mereka meminta pertolongan terhadap kita. Orang kaya sudah banyak di muka bumi ini, tapi orang yang berguna sangat jarang. Bukankah suamimu ini menjadi orang yang berguna jika dibutuhkan banyak orang?”

Aku kembali mengangguk cepat diiringi tetes demi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status