Share

16). Khawatir

***

"Ah, sakit!"

Danendra meringis ketika kapas yang sudah dibasahi alkohol itu mendarat dengan sempurna pada luka di lututnya yang maru saja selesai dibersihkan. Beruntung hanya lutut kiri saja yang terluka, karena jika keduanya mungkin Danendra akan kesakitan saat berjalan, karena nyatanya luka di lutut biasanya akan lebih sulit sembuh dibanding luka pada bagian tubuh lain.

"Kekencengan ya? Maaf, aku enggak sengaja."

Adara yang menempelkan kapas tersebut seketika langsung mendongak—menatap Danendra yang duduk di sofa dengan tatapan khawatir.

Danendra kembali ke apartemen dengan lutut yang berdarah tentu saja membuat Adara khawatir. Mengabaikan roll rambut yang masih menempel di kepalanya, Adara langsung bergegas mencari kotak P3K lalu segera mengobati luka di lutut suaminya itu.

Karena secara tak langsung semua yang terjadi pada Danendra gara-gara Adara.

"Enggak kok cuman emang perih aja kayanya," kata Danendra.

"Maaf ya," ucap Adara pelan.

"Untuk?"

"Untuk yang terjadi pagi ini," uc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status