Share

Bab 26

“Ustadz Fajri, syukran katsiran, antum udah jadi speaker simposium hari ini.” Seorang bapak lanjut usia berujar tulus di belakang panggung meeting room. Ia mengulas senyum ramah.

Fajri menyunggingkan senyum simpul. “Harusnya saya yang berterimakasih sama Profesor Laksono yang sudah memberi saya kepercayaan besar seperti ini,” balasnya segan.

“Antum wajib ngisi pertemuan kayak gini, Ustadz. Antum itu salah satu alumni terbaik sekaligus inspiratif yang dipunya UGM. Oh, panggil saya ‘bapak’ saja, nggih,” tukas Laksono.

“Aamiin. Tapi Bapak berlebihan. Masih banyak alumni yang lebih mumpuni dari saya.”

Raut wajah Laksono melunak. “Betul, tapi gak ada yang sat-set, berintegritas, berkredibel, dan selalu siap kayak antum. Saya turut berduka cita atas kehilangan yang baru saja antum alami.”

Mimik Fajri beralih sendu seketika. Lengkung bulan sabit yang indah itu lenyap dari wajah tampannya. “Maturnuwun Pak Laksono. Mohon doanya untuk almarhumah istri dan alm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status