Share

107. Menjalani Sisa Takdir.

"Ra, bangun. Dokter sudah keluar dari dari ruang operasi." Bagas mengecup ubun-ubun Lara yang tertidur di bahunya.

"Mana, Mas?" Lara sontak terbangun. Mengerjap-ngerjapkan mata sejenak, Lara memindai pintu ruang operasi. Tampak seorang dokter paruh baya bermasker dan berpakaian hijau-hijau sedang berbicara pada Sesil dan Pak Amat.

"Jadi gue eh saya belum bisa menjenguk ayah saya ya, Dok?" Lara mendengar Sesil berbicara pada dokter.

"Pak Yono baik-baik saja kan, Dokter?" Lara ikut bertanya. Ia ingin memastikan kalau Pak Yono baik-baik saja.

"Saya jawab satu-satu ya? Pasien baik-baik saja saat ini," ujar sang dokter sabar.

"Alhamdullilah." Lara, Sesil, Bagas dan Pak Amat menarik napas lega.

"Tapi bagaimana ke depannya, saya belum tahu. Pasien juga belum boleh dijenguk, karena akan dipindahkan ke ruang recovery untuk pemulihan."

"Berapa lama ayah saya di ruang recovery, Dokter?" Sesil kembali mengajukan pertanyaan.

"Biasanya selama dua jam.

Setelah dua jam nanti kalau keadaan pasien dian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status