Share

#54. Meneruskan Hidup

“Seriusan ini kamu mau berhenti kerja, Nis?” tanya Mbak Ade dari balik meja. Melihat teman-temannya yang lain mengerubungi meja Nisha, ia pun ikut mendekat.

Wanita berhijab biru bercampur hijau tosca itu itu terlihat tengah membereskan barang-barangnya. “Iya, Mbak.”

“Sudah nemuin Pak Kasubag tadi?”

Nisha mengangguk.

“Apa katanya?”

“Bapak sebenarnya ngga mau aku berhenti hanya karena video itu. Pak Yahya, kan juga sudah dipanggil dan bilang kalau semua itu ngga benar. Tapi ....” Nisha menggantungkan kalimatnya. Ia terduduk, lantas menunduk. “Aku ngga sanggup kalau terus diterpa berita seperti itu.”

Ade segera memeluk Nisha, dan Renata mengelus bahunya.

Fadli memalingkan wajah, menahan pilu mendengar sesenggukan tangisan orang yang menurutnya sangat kuat itu.

“Sabar, Nis. Yang kuat.”

“Lebih baik emang resign, sih. Daripada kerja tapi banyakan mudaratnya,” tutur Renata menambahkan. Maksudnya, sih mau ikut menguatkan. Eh, malah kena pelototan teman-temannya. “Salah lagi, dah gue,” gumamnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status