Share

Bab 21

Setelah kepergian Ibu Dewi dan anak sulungnya, aku bisa bernapas lega. Paling tidak, ketika calon pembeli datang ke rumah, tidak ada yang mengganggu. Aku berharap, Bang Dino dan Vera juga lama belanjanya. Tadi aku sengaja menyuruh mereka membeli belanjaan yang sulit ditemukan di pasar tradisional. Aku juga berharap, calon pembeli yang belum kuketahui siapa namanya, langsung cocok dengan rumah ini. Harganya pun sesuai dengan keinginanku.

Aku berjalan, masuk ke dalam kamar. Menemui Windy yang sedari tadi kutinggalkan seorang diri.

"Lama amat sih, Ren? Mertuamu udah pada pulang kan?" Windy terlihat kesal karena mungkin aku terlalu lama.

"Sudah. Mereka semua sudah pergi. Calon pembelinya udah di jalan 'kan?" Rasanya aku tidak sabar menjual rumah ini. Tidak apa-apalah kujual rumah hasil keringatku selama jadi TKW. Toh, nanti uang hasil penjualannya akan aku belikan apartemen yang jauh lebih baik. Intinya aku tidak mau direcoki oleh Bang Dino, Vera dan juga Ibu Dewi.

"Lagi di jalan. Mungki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status