Share

Suamiku Nikah Lagi Saat Aku Jadi TKW
Suamiku Nikah Lagi Saat Aku Jadi TKW
Penulis: Syatizha

Bab 1

"Vera? Kamu ngapain malam-malam ada di rumahku?"

Wanita yang baru saja membukakan pintu adalah Vera, sahabat yang selama ini aku percaya.

Setelah hampir empat tahun menjadi Tenaga Kerja Wanita atau TKW di luar negeri, akhirnya aku bisa pulang. Memang kepulanganku ke tanah air tanpa sepengetahun suami.

Niat hati ingin memberi kejutan pada sang suami, yang terkejut justru aku sendiri. Bagaimana tidak, jam sebelas malam ada wanita lain di rumah yang kubangun dari hasil aku bekerja di negeri orang. Apa mungkin benar, gosip yang aku dengar belakangan ini kalau Bang Dino berselingkuh dengan Vera?

“Siapa, Sayang?”

Suara itu ... Suara Bang Dino Saturus! Ternyata mereka benar-benar telah menusukku dari belakang. Gosip yang aku dengar ternyata benar!

Ya Allah, tolong kuatkan aku, tolong tenangkan aku.

Aku tidak boleh marah, tidak boleh curiga kalau mereka memiliki hubungan khusus. Harus berpikir jernih. Kalau marah-marah sekarang, aku bisa diusir mereka. Rumah ini, rumah yang dibangun dengan jerih payahku selama bekerja di luar negeri, harus menjadi milikku. Sekarang lebih baik pura-pura bodoh, pura-pura tidak tahu. Menarik napas panjang, menetralisir kemarahan agar tidak meluap.

“Re-Reni ....” Kulihat Bang Dino terkejut setengah mati. Kedua matanya melebar, menelan air liur sendiri.

Kutunjukkan senyuman yang menawan, seraya memandang Bang Dino dan Vera bergantian.

“Hai, Bang ... Aku kangen banget sama kamu, Bang ....” Kuhampiri Bang Dino yang berdiri terpaku tak jauh dari Vera. Membiarkan Vera tanpa ingin menyapa.

“Kamu ... kamu pulang ke-kenapa gak ... gak bilang dulu, Ren?” Melihat keringat Bang Dino bercucuran di pelipisnya, aku tersenyum.

“Kan biar surprise! Bang, Abang lagi ada tamu, ya?” kataku melirik Vera yang masih berdiri di dekat pintu. Bang Dino terlihat sekali canggung. Meskipun aku dan Bang Dino berdekatan, tapi seujung kuku pun tak ingin menyentuhnya.

“I-Iya. Memangnya kamu lupa dia siapa? Dia kan Ver –“

“Verek?” Aku menyela ucapan Bang Dino, sengaja.

“Eh, jaga bicaramu, Reni! Aku ini Vera, sahabatmu!”

Aku mengulum senyum, berhasil menghinanya. Memasang ekspresi terkejut, menutup mulut.

“Hah? Kamu ... kamu Ver-Verek? Eh, maksudku ... Vera? Tapi kok beda banget ya? Perutmu kenapa ... Kenapa melendung? Apa kamu terkena busung lapar?” tanyaku menyindir sekaligus menghina. Bodo amat!

Harusnya tak perlu dipertanyakan lagi, penyebab perutnya melendung? Pasti dia sedang hamil? Lalu, siapa yang menghamili pengkhianat ini. Apa mungkin si Dinosaurus? Ya Tuhan ... Tenangkan aku ... Tenangkaaan ....

Mereka boleh mengkhianatiku, tetapi aku? Aku tidak boleh terlihat bersedih, tidak boleh terlihat menderita apalagi membiarkan mereka hidup bahagia. Lihat saja, aku akan membalas kejahatan kalian dengan cara cantik!

“Enak saja busung lapar? Reni, kamu ini datang dari luar negeri, mulutmu makin tidak bermoral!”

“Ya kamu benar, Ver ... tapi untungnya Cuma mulutku yang tidak bermoral tapi sikapku tetap bermoral, tidak merebut suami orang! Tidak mengkhianati sahabat sendiri!”

“Hah? Kamu ... Kamu---“ Vera semakin meradang. Harusnya bukan dia yang meradang, tapi aku tak mau membuang energi sia-sia. Berulang kali dalam hati aku berdoa, agar Allah memberiku ketenangan menghadapi dua manusia busuk ini.

“Vera, Vera ... baiknya kamu pulang dulu. Ini sudah malam lho, nanti gak enak kalau dilihat tetangga. Mereka pikir, kita ada macam-macam!” Bang Dino mengajak Vera keluar rumah.

“Lho, Mas ... Kita kan emang ....”

Ternyata mereka benar-benar memiliki hubungan khusus. Entah sudah menikah atau hanya kumpul kebo. Awas saja, kalau kalian berani melakukan zina di rumah hasil jeri payahku, aku akan mempermalukan kalian berdua!

“Sudah, Vera ... Sekarang kamu pulang dulu, sudah malam. Apalagi kamu sedang hamil. Kamu tenang saja ya, besok aku suruh suamimu pulang. Supaya dia bisa menemanimu,” seloroh Dinosaurus alias Dino Satorus. Dia menggiring Vera, menyuruhnya pergi sambil bisik-bisik. Vera terlihat mengelak, tapi si Dinosaurus terus saja mendorong Vera keluar dari rumah.

Bang Dino menutup dan mengunci pintu, lalu berjalan ke arahku sambil tersenyum. Kedua tangannya membentang hendak memeluk, namun aku mengelak. Tak sudi, tubuh ini disentuh laki-laki pembohong, tukang selingkuh macam dia.

“Kenapa kamu gak mau Abang peluk, Sayang? Katanya kangeeen ....?" Ck, menjijikan! Menyebalkan! Tanganku rasanya sudah gatal ingin menampar mulutnya! Tapi, aku harus tenang ... Harus tahan emosi ....

“Maaf, Bang. Badanku bau, lengket, bau keringat. Ya maklum, habis perjalanan jauh. Aku mau mandi dulu. Bang, tolong bawa barang-barangku, ya? Sekalian rapikan.”

Mungkin sudah saatnya sekarang aku menjadi Ratu. Dulu, sebelum menjadi TKW, Bang Dino aku perlakuan bak seorang Raja. Segala titahnya selalu aku jalankan.

Namun kini, Perselingkuhan Bang Dino dan Vera membuatku terluka dan kecewa. Biarlah, mungkin lelaki sampah macam dia, pantas mendapatkan wanita sampah macam si Vera. Apa jangan-jangan, gosip yang dulu pernah aku dengar memang benar adanya? Astaghfirullahalazhiim ....

“Siap, Sayang.” Bang Dino langsung sumringah. Kalau dulu, disuruh ngambil sesuatu, dia tidak akan mau.

“Oh ya, Bang. Kamar kita yang mana?”

“Itu, Sayang. Itu kamar kita.” Melirik pintu yang berada tepat di depanku. Sejujurnya, aku tidak mau ada di kamar ini. Pastinya, salah satu kamar di rumah ini menjadi kamar Bang Dino dan Vera. Sebaiknya aku lihat-lihat dulu.

Membuka pintu kamar, mengitari sekeliling. Selimut acak-acakan, ada dua cangkir kopi dan juga asbak, di dalamnya banyak puntung rokok, ada juga bra yang tergeletak di atas lantai. Aku memalingkan muka. Sudah dapat ditebak kalau ini adalah kamar si Dinosaurus dan Verek.

“Bang, aku mau di kamar depan aja!” Bang Dino yang sudah berada di depan pintu membawa koper menatapku lekat.

“Kalau ... kamar depan, kamar tamu, Sayang.”

Bodoh atau sengaja ingin menyakitiku? Di dalam kamar itu sudah ada bukti kalau pernah dihuni wanita lain.

“Ya gak apa-apa. Besok aku mau kamar tamu di-cat ulang sesuai warna kesukaanku!”

“Siap, Sayang. Besok Abang akan suruh tukang bangunan buat nge-cat kamarmu!”

“Gak mau! Kalau orang lain yang nge-cat gak bagus nantinya. Aku mau kamu yang nge-cat, Sayang ....”

Dinosaurus berpikir kemudian mengangguk. Aku tersenyum bahagia. Satu persatu akan kubuat kalian menderita.

“Bang, tolong bawain barang-barangku ke sini!”

Berjalan cepat, menuju kamar paling depan. Membuka pintu, terlihat masih sangat lengang. Hanya ada ranjang ukuran king size dan juga lemari yang ukurannya lebih kecil dari kamar sebelumnya.

“Sayang, kamu yakin mau tidur di sini? Kamar Abang kan di sana,” tanya Bang Dino saat masuk ke dalam kamar. Aku menoleh sekilas.

“Kalau Abang ingin kamar itu, silakan saja. Aku mau di sini. Oh ya, Bang. Malam ini aku ingin tidur sendirian.”

Wajah Bang Dino terlihat bersedih. Najis! Amit-amit aku tidur sama dia!

“Abang tidur sendirian dong ....”

“Kan ada bantal guling, Bang! Oh ya, ATM mana?”

Bang Dino terkejut. Aku tersenyum manis.

“ATM apa, Sayang?”

“ATM, Abang lah ... Mana sini? Selama ini kan aku selalu mentransfer uang ke rekening Abang!”

“Tapi kan itu, tabungan kita, Sayang ....”

“Ya aku tahu. Makanya cepat kasihin ke aku! Sekarang aku udah di sini! Ayo dong, Sayang ....”

Bang Dino garuk-garuk kepala.

“Ada di kamar. Sebentar, ya?”

Bang Dino keluar kamar. Kedua tanganku mengepal kuat. Menahan emosi ternyata tidak semudah yang aku bayangkan. Dari tadi ingin rasanya aku maki-maki lelaki tak tahu diri itu!

Bang Dino kembali masuk kamar, membawa dompet. Aku langsung merebutnya. Kedua mataku membeliak, melihat isi dompet Bang Dino. Ternyata uangnya cukup banyak.

Mengeluarkan semua uang yang ada di dalam dompetnya beserta dua ATM yang terselip.

“Sayang, uang Abang kenapa diambil semua? Itu ATM nya juga. Jangan dong, Sayang ....”

Meletakkan dompet kosong ke atas meja rias, tersenyum manis.

“Abang tenang saja, ya. Mulai saat ini, keuangan aku yang pegang. Hampir empat tahun aku menafkahi Abang, sekarang giliran Abang yang menafkahiku! Oke, Sayang? Dah sana keluar! Aku mau mandi!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status