Share

Part 97

Setelah menempuh perjalanan sekitar tujuh jam, akhirnya sampai juga di depan toko bunga milik Mas Abraham. Ada perasaan bersalah menelusup ke dalam hati saat melihat pria berambut panjang itu sedang duduk termenung sendiri di depan toko, sebab aku telah merebut wanita yang teramat dia cinta.

Namun, semua itu sudah suratan takdir dari Sang Pemilik Hati. Aku harus bersyukur serta berterima kasih karena dia telah menjaga jodohku.

“Assalamualaikum, Mas!” sapaku pelan.

“Waalaikumussalam. Maa syaa Allah. Njenengan sudah sampai, Gus?” Dia menjawab ramah. Akan tetapi, ada yang berbeda dari sorot matanya. Aku lihat ada luka begitu dalam di dasar sana.

“Dari sana jam berapa, Gus? Bagaimana kabar Mayla? Kangen saya sama anak itu.”

Astaghfirullah...

Rasa cemburu kembali menyayat-nyayat kalbu. Kenapa Mas Abraham tetap saja tidak bisa melupakan Dek Mayla. Tidakkah dia tahu perasaanku seperti apa jika dia menyebut namanya dan mengucap kata rindu?

Allahu Akbar...

Mengambil napas dalam-dalam, menepis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status