Share

Ana dan Cerita Anak Buta

            Di suatu malam yang cerah dengan bulan purnama bersinar terang Ana mendatangi barak Mardian lalu mengajaknya ke tempat biasa mereka duduk berbincang-bincang. Ke halaman belakang barak di dekat pohon jati.

            “Saya lihat Bung tampak tidak keruan. Karena itu, saya pikir ada yang ingin Bung keluhkan kepada saya,” kata Ana.

            “Pramoedya dan Tan Djiman sepertinya sudah tidak lagi peduli padaku, tidak lagi mempercayaiku. Mereka seperti menjaga jarak denganku,” keluh Pramoedya. “Kau tahu, Ana. Aku rasa kau benar soal mereka. Ya. Teman yang tak mampu mengerti dan membaca perasaan temannya tidak pantas disebut teman.”

            Ana mengeluarkan sebatang sigaret lalu mulai merokok. “Seorang teman s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status