Share

Penyesalan Kolonel Sudarto

“Anda sungguh-sungguh dengan yang Anda katakan, Kolonel?”

“Saya bersungguh-sungguh, Jendral. Setelah Anda, Sersan Andi dan yang lainnya meninggalkan sumur penjara sore tadi, saya terus berusaha membujuk Mardian. Saat saya hendak meninggalkan sumur itu, tiba-tiba saya melihat cahaya mata Mardian hidup kembali.  Mardian sudah sadarkan diri. Tapi, dia menjadi lain sama sekali. Dia menyebut dirinya Rohana,” sahut Kolonel Sudarto. “Saya sendiri awalnya menganggap jika Mardian sedang bercanda. Akan tetapi, sikap, gerak-gerik, bahasa tubuh, warna dalam matanya memang bukan Mardia. Saya tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di sini, Jendral.”

Jendral Sumarto duduk di kursinya dengan gelisah. “Menurut Anda, apakah Mardian bisa kita tanyai? Bagaimanapun, kita harus tahu siapa dalang di balik makar bodoh ini. Atasan Bung Kasim.”

Kolonel Sudarto mendesah. “Entahlah, Jendral. Saya tidak yakin. Tapi, mari kita coba. Semoga Mardian bisa diajak kerja sama.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status