Share

BAB 62 || Kepercayaan yang Pecah

Setelah menempuh jarak dalam waktu sekitar tiga puluh menit, Juna akhirnya sampai juga di rumah Demian dan Kiran. Sesaat dia ragu untuk mengetuk pintu, tapi titik kesadaran memaksa tangannya bergerak tanpa harus berpikir lagi. Ada rasa malu yang begitu besar. Namun, sebagai laki-laki, bukankah Juna harus berani menghadapi serta menyelesaikan masalahnya?

Baru saja Kiran meletakkan dua cangkir kopi panas di atas meja—untuk Juna dan suaminya—membuat Juna tersenyum getir karena masih saja diperlakukan sebaik ini oleh wanita yang putri sambung satu-satunya telah dia sakiti.

Padahal, sah-sah saja jika kedatangan Juna disambut dengan caci-maki, tatapan benci, atau bahkan diludahi tepat di garis wajahnya. Tapi Kiran dan Demian tidak melakukan itu. Mereka masih punya hati. Tidak seperti Juna yang hatinya entah digadaikan ke mana.

Kiran duduk di sofa yang berhadapan dengan Juna, sedangkan di sebelah kanan sudah ada Demian yang sejak tadi menemani Juna di ruang tamu.

"Papa, Mama ...." Juna tak b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status