Share

BAB 82 || Puisi untuk Ayah

“Tante Kinan, kenapa jam segini Ayah belum pulang?”

Kinan menatap gadis berkulit putih susu yang barusan melontarkan pertanyaan padanya. Sesaat kemudian, matanya beralih melirik jam yang digantung di dinding. Menunjukkan pukul delapan malam. Seharusnya laki-laki itu sudah berada di rumah sejak tiga jam yang lalu. Tapi hal apa yang membuatnya masih belum pulang juga sampai sekarang?

“Enggak lama lagi ayahmu pasti akan pulang,” sahut Kinan seraya mengelus rambut Shandy. Sesekali anak itu menguap, kelopak matanya terlihat berat menahan kantuk. “Mendingan Shandy tidur di kamar. Tante temenin sampai Ayah pulang,” tambahnya.

“Tapi Ayah gak kenapa-napa, ‘kan?”

Kinan tersenyum, mencoba meyakinkan Shandy bahwa tidak ada sesuatu yang buruk pada ayahnya. “Ayah selalu baik-baik saja, karena dia mau menjaga Shandy setiap waktu,” jawabnya.

Kali ini Shandy mengembuskan napas panjang. Berharap apa yang Kinan katakan memang benar. Juna baik-baik saja dan tidak akan pernah berhenti menjaganya sampai di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status