Share

Bab 21

Malam itu dilalui oleh Ibu Saida dengan perasaan yang begitu nelangsa lantaran harapannya telah pupus begitu saja. Padahal ia telah membeli peralatan dan persiapannya menuju ke sana. Ke Mekkah, satu-satunya impiannya yang belum terwujud.

‘Padahal tujuanku mulia, hanya ingin meminta ampunan dan mendoakan anak-anakku agar kelak mereka berubah menjadi lebih baik, selamat dunia akhirat. Tapi sayang, Kau belum mengizinkannya sekarang. Ya Allah, aku mohon ... semoga sebelum aku tiada Kau telah mewujudkannya,’ batin Ibu Saida penuh harap.

Dia pun menyebut nama Allah berulang-ulang dan terus bertanya kepada-Nya, apa kesalahannya di masa lalu sehingga mengalami masa tua yang sedemikian pedih. Beliau tidak di uji kekurangan, tapi di uji dengan buruknya sifat anak perempuan dan menantunya.

‘Aku merasa gagal mendidik anakku.’

Keesokan harinya.

“Apa satu pun dari kalian belum menjenguk Riri?” tanya Ibu Saida kepada mereka semua yang sedang melakukan sarapan pagi di dalam kamar tempat beliau di ra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status