Share

Bab 23 Perubahan Tanti

Tiga hari telah berlalu setelah kejadian di kantor Tanti. Gadis dengan kulit sawo matang itu masih mengurung diri di kamar, hatinya yang rapuh masih terlena dengan kesedihan. Dalam kesendirian, terkadang ia menangis, lalu tertawa, sesudahnya menatap hampa, tak berapa lama menumpahkan amarah. Yana merasa kewalahan dengan sikap putri keduanya.

Sepulang bekerja tiga hari lalu. Tanti selalu menangis dan histeris. Segala benda di dekatnya dilempar ke berbagai arah, seringkali ia mengamuk, dan meneriakkan sumpah serapah. Yana mencoba bicara, tetapi selalu berakhir kecewa. Tanti tak mau bercerita

"Bagaimana Tanti, Bu?" Wiguna bertanya khawatir.

"Masih sama, Gun. Susah diajak bicara," sahut Yana.

"Makannya gimana?"

"Ga mau makan. Kalau Ibu paksa, Tanti malah mengamuk! Ga tega ibu, badannya jadi kurus sekali."

Lelaki yang wajahnya tampah lelah itu menghembuskan napas. Melihat sang adik yang berubah perilaku,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status