Share

Bab 24

Sedikit Pelajaran Untuk Sinta 2

"Fikaaa!! Tunggu papa, Fik!"

Teriak Mas Hasan berkali-kali, di depan rumah sembari memegangi perutnya yang sakit.

"Kenapa Om Hasan nggak diajak?!" tanya Sinta tiba-tiba.

Kamipun tak menghiraukan senyabuty, dan Fika pun mulai menjalankan mobilnya.

"Memangnya kenapa harus ngajak segala? Kamu takut?!" tanyaku dengan senyum kecut.

Tiba-tiba, Sinta terlihat gelisah dan mulai menggeser-geser duduknya. Tentu saja aku yang duduk di belakang tersenyum senang melihatnya.

"Kamu ngapain nglendat-nglendot kayak cacing kepanasan gitu?" tanyaku pura-pura bodoh.

"Emmm...panas!" jawab Sinta dengan wajah bingung.

"Apanya yang panas? AC mobilnya kurang dingin maksudnya?!" tanya Fika sok bodoh pula.

"Nggak! Ini...punyaku panas!" jawabnya yang makin gelisah.

"Punyaku apaan?! Jawab yang benar dong!" ucapku.

"Ini, Tan. Punyaku ini, panas sekali! Shhh....!" ucap Sinta lagi sambil menunjuk alat vitalnya yang kepanasan.

Aku dan Fika pun sontak tertawa mendengar hal itu. Berarti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status