Share

22. Lembah Putus Asa

Tidak ada lagi liburan yang indah pelepas penat. Hati Alina justru semakin penat karena diabaikan oleh ibu kandungnya yang hidup lebih bahagia dengan seorang lelaki berperawakan gagah, berbeda dengan ayahnya yang lumpuh. Ia merutuk di dalam hati, tangisnya belum berhenti sejak diteriaki oleh Masayu untuk pergi dari hadapannya.

”Alin nyari Ibu dari lama, kenapa Ibu usir Alina? Ayah udah nggak ada, Bu.” Air mata yang terlanjur merebak membasahi wajah mulus Alina.

Masayu bergeming, tatapannya pun tak ia arahkan pada putrinya. Sedangkan lelaki berkulit sawo matang ini hanya menghela napas sambil mengambil ranting kecil yang sudah diikat.

”Ini bukan saat yang tepat, sebaiknya kamu pergi dari sini.” Dengan ketusnya, Masayu mengusir Alina agar pergi dari hadapannya. Alina hanya semakin mengeraskan tangis hingga napasnya tersenggal, Masayu justru berlari hingga tubuh kecil wanita itu lenyap.

”Banyak yang terjadi di masa lalu.” Lelaki ini berbicara sambil mengangkat ranting yang sudah diikat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status