Share

Bumil yang Labil

“Kamu meninggalkanku begitu saja. Tidak minta izin. Nomorku diblokir. Apakah kamu begitu membenciku?”

Gavin memperlihatkan wajah sedih. Di jok mobil bagian belakang mobil, ia menyurukkan muka ke leher istrinya yang tertutup kerudung. Menghidu wangi khas Prisha membuatnya tenang.

“Sha masih dibayangi trauma. Maafkan Sha. Sha hanya butuh waktu merenung dan membuat rencana terbaik agar kuat di sisi Pak Dok.”

“Bahkan kamu belum ikhlas mengganti panggilan pak dok itu.”

Prisha menatap heran. Mengapa dokter idolanya itu meributkan hal receh semacam panggilan? Kemana karakter dingin dan arogan yang kerap diperlihatkan Gavin. Gavin selalu tampak sulit didekati. Tapi sekarang, lelaki itu tak lebih dari kucing manja yang hobi mengendus-ngendus.

“Kita akan punya anak,” bisik Gavin. Nada suaranya dipenuhi kehangatan lembut. “Hentikan sikap kekanak-kanakan itu.”

Bergetar hati Prisha. Ia ikut meraba perut. Kebahagiaan dan kehangatan mengaliri dadanya. Meskipun ia belum menyiapkan diri untuk hamil,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
zulfiah alamudi
gavin kl udah dapet dukungan dari prisha pasti menang,semangat bumil..
goodnovel comment avatar
Mushab hanafi
berharap pak tibra yg sudah hijrah datang kembali
goodnovel comment avatar
noor
semangat bumil pakmil, tuntaskan semua intrik keluarga biar tenang dimasa kehamilan nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status