Rangga menarik lengan Diana dan memegang kasar dagu sang istri lalu berbicara persis di depan wajahnya. “Menurutmu aku harus pilih yang mana? Gadis yang masih segar, ranum dan masih perawan, atau seorang istri tak tahu diri yang mengobral tubuhnya kesana kemari, dan bisa dicicipi oleh lelaki manapun. Menjijikkan sekali. Bantu aku memilihnya, Diana!” Rangga mendorong tubuh Diana, tapi tak sampai terjatuh. hanya mundur beberapa langkah saja.Rangga merangkul Bahu Rania mesra, dan menatap kearah Joni, “Hey, Pria tak bermoral! Bantu Diana untuk memilihkan salah satu untukku. Aku yakin kalau penilaianmu obyektif, kau pasti akan .... ““Cukup Rangga!” Diana menutup telinga dengan kedua tangannya.“Jangan membentakku! Kau yang memaksaku untuk memilih, aku pastikan lebih memilih istri yang bisa menjaga harga diri dan lebih segalanya daripada kamu!”“Tapi dia tak secantik aku!”“Aku bisa membuatnya lebih cantik darimu!”“Aku pastikan kau akan menyesalinya Rangga!”“Apa yang aku sesalkan? Mem
Diana menghentikan langkahnya, lalu membalikkan badan dan menatap tajam ke arah Rangga. “Apa yang kau lakukan dengan putraku?!”“Aku tidak melakukan apapun. Tapi kesalahan yang dia perbuat, membuatnya tak berani bertemu denganku! Kau cari saja sendiri anakmu dan bawa dia kehadapanku!”“Rangga ...”“Cukup! Aku tak mau berdebat lagi. Ayo sayang, kita pergi! Alex, lepaskan pria itu. Aku tak membutuhkannya! Siapa tahu makannya banyak. Aku tak ingin anjing peliharaanku tak dapat jatah makan. Aku tak ingin pria itu menumpang hidup dari hartaku lagi!” Rangga berkata sambil berlalu meninggalkan mereka. Dia merasa puas sudah membalas perbuatan Diana. Tak perlu dengan cara kasar atau memukul. Cukup dengan kalimat yang menusuk sudah menjadi pelajaran yang berharga untuknya. Harga dirinya sudah anjlok hingga ke dalam tanah, terpendam dan tak bisa di ambil lagi.Joni mengepalkan tangannya. Dia sangat marah dengan kalimat yang di ucapkan Rangga. Dia merasa Rangga sudah menginjak harga dirinya.“Ku
“Lalu apa yang harus aku lakukan?”“Ayo kita cari Marchel, setelah ketemu, kembalilah pada suamimu dan minta maaflah. Aku yakin Rangga akan memaafkanmu seperti yang sudah-sudah.”“Entahlah, aku tidak yakin. Dia sudah tahu aku bersamamu.” Tatapan Diana menerawang jauh.“Aku yakin. Berikan dia pelayanan ranjangmu yang paling special. Dia bukan hanya akan memaafkanmu, tapi juga tak bisa lepas darimu. Laki-laki hanya butuh itu. Setelah mendapat kepuasan, pasti takkan bisa berpaling.”“Oke, aku akan coba idemu. Sekarang, ayo kita cari Marchel di rumah kakak angkatku. Dia dekat dengannya. Mungkin saja Marchel ada bersamanya.”“Ayo. “Tanpa menunggu waktu lama, mereka bergegas mencari anak kandungnya.*****“Aw, sakit.” Rania meringis kesakitan saat Rangga mengompres luka di sudut bibirnya dengan air hangat.“Hmm, tahan ya.”Rangga mengelus pipi sang istri untuk menenangkannya.Rania menatap sang suami kagum. Dia begitu perhatian. Tangan kekarnya menjelma menjadi lembut selembut usapan pada
“Beraninya mereka pulang ke rumah!” gemerutuk gerahamnya menahan amarah. Hampir saja langkahnya terayun mendekat, tapi sang istri menahannya.“Tuan, sabar. Tahan emosi.” Rania menyentuh lengan suaminya untuk menenangkannya.“Aku tidak bisa sabar Rania, kesalahan ibu dan anak itu benar-benar tak bisa dimaafkan. Apalagi Marchel, anak itu sudah membuatku malu.” Sorot matanya menatap tajam ke arah istri dan anaknya yang terlihat menurunkan koper.“Tolong dengar kata-kata saya. Kemarahan tak akan menyelesaikan masalah. Mungkin Marchel punya alasan sendiri yang ....”“Diam! Jangan mentang-mentang kamu mencintai Marchel hingga kamu selalu membelanya!” Rangga membentak Rania tanpa sengaja.“Maaf, saya tidak bermaksud membelanya, Tuan.”“Sudahlah! Aku tahu cara menghadapi mereka. Aku harus mendidik keras anakku! Dan jangan panggil aku Tuan di depan Diana! Terserah kau mau memanggilku apa, aku tak peduli!”Setelah mobil pergi, Rangga mengayunkan langkah ke arah istri dan anaknya. Marchel yang m
Tangan kokoh itu mengepal dan bergetar menahan amarah yang kian membuncah. Percuma perhatian dan rasa cinta terhadap putranya. Kini anak yang begitu dibanggakan, berani melawannya dan menganggap musuh.Hati seorang ayah mana yang tidak terluka jika harus mengalami kejadian ini. Rasa marah, kesal bercampur menjadi satu. Ingin segera melayangkan tinju kepada sang putra. Sekuat tenaga berusaha menahan tangan. Namun tanpa bisa di cegah tangan itu terayun dan melayangkan tinju dan mengenai pelipis sang putra.Bukk, seketika itu tubuh Marchel terjatuh. Bobot tubuhnya yang kecil tak mampu menahan kekuatan tangan kekar sang papah.“Marchel!” Diana berjongkok dan membantunya untuk berdiri. “kau tidak apa-apa, nak?” Diana menepuk pipi Marchel. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan putranya yang memejamkan mata. Diana takut jika sang putra kehilangan kesadaran. Berkali-kali Diana menepuk-nepuk pipinya, tapi tak jua membuka mata. Diana begitu cemas, lalu menatap ke arah Rangga yang masih mengepalkan
“Jawaban ini yang aku tunggu. Kau dan anakmu benar-benar telah membuatku malu. Kau keterlaluan Diana! tiga ratus juta yang aku berikan padamu sesuai permintaanmu, tapi tak mampu membayar sekolah putramu. Kau kemanakan uang sebanyak itu?! Sudahlah aku tidak mau kau ada di sini. Sekarang, pergilah dari hidupku Diana! Bawa serta anakmu!” Rangga menggandeng tangan Rania dan membawanya masuk ke dalam rumah. Namun belum sampai di batas pintu, langkah Rangga dan Rania dihadang oleh Diana.“Rangga, tolong beri aku kesempatan sekali lagi. Aku akan perbaiki semuanya. Aku mohon.”“Tidak ada kesempatan lagi! Pergilah!”“Rangga, tolong. Setidaknya ingatlah jasa ayahku yang cukup besar kepadamu! Dan ayahku juga sudah berinvestasi pada perusahaanmu, hingga kau bisa sesukses sekarang.”Rangga melepas genggaman tangan Rania. Dia lalu menunjuk ke arah Diana. “ Kau mau mengajakku untuk berhitung. Oke, dengar baik-baik. Kau bukan orang bodoh. Sudah aku jelaskan berkali-kali, aku sudah mengembalikannya in
“Baiklah. Kau akan aku beri kesempatan. Tapi ingat, kamarmu bukan yang dulu. Aku tidak ingin satu kamar lagi denganmu. Aku tak ingin kau mengganggu aktifitas ranjangku dengan istriku Rania. Ayo sayang.” Rangga menggandeng lengan Rania. Dia tak menoleh ke arah Diana. Pria itu sangat membenci istri pertamanya itu.Diana melengkungkan sudut bibirnya. Dia berjanji akan kembali menaklukan hati suaminya. “Dia milikku dan takkan aku biarkan menjadi milik orang lain. Gadis bodoh, tunggu pembalasnku. Aku akan membuat perhitungan denganmu. Aku akan membuat hidupmu menderita. Kau belum tahu sedang berhadapan dengan siapa. Aku akan menghancurkan hidupmu. Aku akan mengirimmu ke rumah bordil milik Mammi segera mungkin. Lihat saja pembalasku, kau akan menangis darah dan aku pastikan kau akan bunuh diri Rania.” Diana mengepalkan tangan. Dendam sudah merasuk kedalam aliran darahnya. Rasanya tak sabar melihat gadis itu merasakan penderitaan yang dialaminya bahkan lebih.*****Diana berjalan mondar mand
Diana mencoba mengatur nafas. Menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. Kali ini dia mulai bisa berfikir. Tak ada salahnya dia mencoba saran kekasihnya. Mungkin dengan cara itu suaminya bisa kembali ke pelukannya. Walau rasanya tak mungkin, tapi tak ada salahnya untuk mencoba.Diana membusungkan dadanya. Tersungging senyuman di bibir lalu berjalan melenggak lenggok dengan percaya diri. Dia melangkah kearah lemari pakaian. Malam ini dia akan mengenakan baju dinas di depan sang suami. Pilihannya jatuh kepada lingerie transparan berwarna merah menyala. Dia menatap ke arah cermin sembari menempelkan pakaian di badannya. Senyumnya mengembang. Rangga sangat suka saat dirinya memakai lingerie saat menghabiskan malam bersama. Suaminya selalu mengagumi kecantikan dan kesexian tubuhnya. Tak perlu dengan rayuan, hanya memakai pakaian yang bisa terlihat sisi bagian dalamnya sudah membuat suami mabuk kepayang.Ahh, Diana tiba-tiba rindu akan sentuhan suaminya. Perlakuannya sangat lembut dan me