Share

211. Would you marry me?

“Makasih, aku minta alamat pesantren saja,” ucap Selina menolak secara halus.

Dave paham maksudnya. Dia menulis alamat Ruri di balik kertas berisi resep obat.

“Aku sudah tulis di sini, kamu bisa tebus obat di bagian farmasi, semoga lekas sembuh,” ucap Dave mengakhiri percakapan mereka.

Selina berdiri dan mengatupkan tangannya lalu berucap salam. “Assalamualaikum!” katanya sedikit menundukkan kepalanya.

“Waalaikumsalam warahmatullah,” jawab Dave seraya menatap kepergian Selina hingga punggungnya tak terlihat. Dia pun mengepalkan tangannya ke udara seraya bilang ‘yes’. Dia melakukan selebrasi luar biasa hingga meloncat kegirangan saat kepergiannya.

‘Sebuah kesempatan yang takkan pernah datang dua kali,’

Selina pun keluar dari ruangan Dave dan pergi menuju bagian farmasi untuk menebus obat. Setelahnya dia pergi ke luar lobi rumah sakit dan duduk di sana. Dia menelepon Adam tetapi Adam tak mengangkat teleponnya. Terpaksa, Selina duduk di sana lumayan lama. Dia akan menunggu Adam menelepon
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status