Share

220. Nembak Selina

“Tuh kaget juga,” tukas Mahendra.

“Uby tahu semua rahasia Om Rayyan? Kenapa tidak memberitahuku dari awal?”

“Syut! Aku juga baru tahu setelah mendesak Papa cerita soal foto itu. Maaf, aku lancang dan mengambil foto itu diam-diam demi mengungkap kebenaran,” jelas Mahendra dengan merendahkan suaranya. “Aku kaget banget pas ketemu Om mu di pemakaman Teh Anisa. Dia ternyata ayahnya Selina. Kasihan gadis itu, gagal taaruf karena dikira nasabnya gak jelas, anak dari siapa,”

“Oh begitu. Jadi … aku masih sepupuan dengan Teh Selina dong?”

Mahendra mengangguk. Memang sekilas wajah Alana dan Selina terlihat mirip dari warna kulitnya yang putih.

“Uby, apa masih menyukai Teh Selin?”

Tiba-tiba Alana menanyakan perasaan Mahendra pada sepupunya itu.

Mahendra terlonjak kaget tentunya. Dasar perempuan, dalam situasi seperti itu saja masih bisa-bisanya menanyakan soal perasaan.

“Insyaallah, enggak! Di hatiku hanya ada namamu yang terukir, A-L-A-N-A. Soal Selina itu hanya masa lalu dan kamu adalah masa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status