Share

15. Sebuah Keajaiban

"Kenapa?" Tanyaku kemudian menoleh ke arahnya setelah Arjuna mengatakan akan bahwa dirinya akan tinggal cukup lama di desa kami.

Eem ... Akhirnya ada yang menyahut juga nih," sindir Reni sembari melirik ke arahku.

"Ah ... tobaaaat tobat. Lama lama aku bisa menjadi diabetes jika dia selalu tersenyum manis saat menatapku," batinku sesaat ketika melihat Arjuna tersenyum menatapku.

"Itu karena kebetulan saya sedang ada proyek kerja yang harus saya selesaikan di daerah sini. Pada saat ini, saya sedang mengerjakan proyek pengerjaan resort dan restoran yang akan berdiri di dekat batas kota," jawab Arjuna dengan mengusuk pucuk kepalaku.

"Lah, meleleh nanti dia Om kalau di usuk-usuk kayak gitu," ucap Reni. Refleks ku injak ujung kakinya dengan sepatu yang aku kenakan.

"Aaww, sakit dong, Ra," Pekiknya tertahan dengan bibir yang sedikit meringis.

"Ternyata kamu menyimak juga apa yang kami bicarakan, Ra." ucap laki-laki disebelahku ini.

Iya, memang diam-diam aku mendengarkan obrolan mereka berdua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status