Share

Episode 94

Aku terkulai di pembaringan. Rasanya aku benar-benar tak percaya jatuh lagi ke dalam pelukannya. Sedang Ray masih menindihku dengan napas memburu. Badannya yang kekar penuh dengan keringat. Tak henti-hentinya dia merspatkan bibifnya ke seluruh tubuhku. Wajahku dan leherku jadi sasaran empuknya.

Aku masih tersengal ketika pelepasan untuk  kesekian kalinya Bahkan dia tak membiarkanku istirahat semenitpun. Seperti orang kelaparan dan kehausan, Ray tidak membiarkanku hanya sebentar saja menghirup oksigen.

Ketika semua sudah finish, laki-laki itu meraup mukaku menciuminya bak memakan es krim. Aku sempat gelagapan mendapati dia begitu tak ingin melepaskaku. Kubiarkan dia dengan tingkahnya begitu. Aku sudah nggak kuat, capaek dan ngantuk sekali.

Entah karena aku kecapekan atau ulah Ray semalam yang keterlaluan, tidurku nyenyak sekali. Aku berjengkit saat mendengar dering telpon di ruang tamu.

"Astaga!" Aku melompat dari twmpat tidurku langsung nubruk ke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status