Share

Chapter 29

"Bajingan!" Raven merangsek maju kearah Arkan, yang masih memegangi pergelangan tangan kanan Ibell.

"Jangan, Om. Hati Om boleh saja panas, tetapi logika tetap harus dipakai, Om. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Om, saya hanya mau bilang kalau tidak ada gunanya Om menantang orang ini berduel. Om itu maaf, sudah tua. Stamina Om sudah tidak seprima saat Om masih muda dulu. Kalau memang orang ini telah melakukan kesalahan pada putri Om, sebaiknya kita melaporkannya pada pihak yang berwajib saja. Saya rasa itu hukuman yang lebih worth it untuknya."

Revan menarik tubuh Raven menjauhi Arkan. Revan adalah orang yang logis. Dia tidak akan mau berperang dan kemudian mati konyol kalau menyerang hanya mengandalkan emosi sesaat. Maju ke medan perang tanpa senjata dan amunisi, itu tolol bin bahlul namany

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status