Share

Part 23

"Soalnya liat wajah kamu memar begitu, saya jadi curiga."

"Tenang, Pak. Saya tidak sejahat yang ada dipikiran bapak, kok."

Ibra sibuk memperhatikan gerak-gerik bu Nani dari kejauhan. Sedangkan bapak ojek, sibuk memainkan ponselnya. Karena yakin Ibra ini akan membayarnya lebih, dia pun menonaktifkan aplikasinya.

Pergerakan bu Nani semakin jelas terlihat, karena dia duduk paling pojok tak jauh dari tempat Ibra bersembunyi.

Bu Nani tampak menelepon seseorang dan Ibra penasaran siapa yang diteleponnya itu. Sepuluh menit berlalu, tak ada tanda-tanda seseorang menemui bu Nani.

"Pak, gimana? Kalau begini, saya bisa banyak rugi," keluh pak ojek.

"Sabar, Pak. Lima belas menit lagi, kalau misal tidak ada perubahan kita pergi!"

"Oke, saya tunggu. Tolong tepati janjimu!"

"Pasti, Pak."

Lima menit kemudian, tampak sebuah mobil berhenti di pintu masuk hotel. Seorang perempuan turun dari pintu belakang.

"Annisa, berarti benar feeling-ku. Ibu menelepon Annisa. Ini pasti ada sesuatu," gumam Ibra.

"Pak,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status