Share

44 > Obat Hati

Pening, sakit perut, dan penglihatannya memburam. Setidaknya itulah yang dirasakan Aldevan sekarang. Setelah berulang kali memuntahkan semua isi perutnya, kini cowok itu bersandar pada tembok di belakangnya. Menahan gejolak aneh yang ada di perutnya.

"Lo yakin gapapa, sini gue bantu lo ke UKS. Lo minta bisa obat di sana," ucap Kevin yang sedari tadi berada di sampingnya.

"Nggak perlu, sebaiknya lo tinggalin gue aja. Biarin gue sendiri. Gue takut Mery liat," jawab Aldevan, wajahnya memucat.

Kevin maju selangkah, ia menatap Aldevan. "Kenapa lo takut Mery liat?" 

"Gapapa."

"Masa?"

"Vin. Lo ngerti perintah gue nggak?!" kali ini suara Aldevan naik satu oktaf. 

Mengerti, Kevin pasrah. Ia bersuara lalu menepuk pundak Aldevan. "Oke, karena lo sedang emosi. Lo tunggu di sini, gue ambilin obat."

Tanpa mendapat respon, Kevin pergi dari hadapannya. Aldevan sekilas mendapati cowok itu membuka bekal pink milik Mery. Bukan h

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status