Share

27. Merasa Jadi Istri Sungguhan

Arnold mengarahkan wajah Kezia ke dadanya seperti hendak meminta gadis itu untuk memperhatikan pesonanya lebih lama. Kezia tetap menahan napas dengan air mata yang masih mengalir. Walaupun rasanya sangat takut, tapi ia tidak bisa berbohong pada getaran yang bermekaran di hatinya ketika menjelajahi bulu-bulu halus di dada tuannya. 

"Kau pasti tahu kalau aku pria normal yang bisa melakukan lebih banyak hal daripada ini," ujar Arnold seraya menarik tangannya dari kepala Kezia. Muka pria itu masih merah menyala, perpaduan antara marah dan nafsu yang sekuat tenaga mencoba ia tahan.

"Maafkan saya, Tuan. Maafkan saya." Menggunakan sisa tenaganya, Kezia masih berusaha menolong dirinya sendiri agar tak diperlakukan lebih jauh. Sebenarnya ia juga gadis normal yang tak akan menutup mata dari sentuhan pria dewasa, tapi Kezia bukan wanita murahan yang akan menyerahkan dirinya begitu saja. Ia selalu ingat tujuan akhir yang sudah direncanakan matang-matang bersama Eva. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status